Perbandingan Kinerja Versus IHSG

BulanNAB
INDEKS
IHSGIHSG
INDEKS
KINERJA IHSGIHSG PER THNKINERJA NABNAB PER THNNAB
COMPOUND
 
Apr-161096,68      4.8481096,68   
May-161103,81      4.8391094,64-0,2%0,65%0,65%
Jun-161145,68      5.0171132,723,5%3,79%4,47%
Jul-161250,35      5.2151177,514,0%9,14%14,01%
Aug-161264,37      5.3861216,123,3%1,12%15,29%
Sep-161221,34      5.3651211,33-0,4%-3,40%11,37%
Oct-161325,22      5.4161222,891,0%8,51%20,84%
Nov-161285,85      5.1491162,61-4,9%-2,97%17,25%
Dec-161314,87      5.2971195,962,9%9,3%2,26%19,89%19,89%
Jan-171379,43      5.2941195,35-0,1%4,91%25,78%
Feb-171433,90      5.3871216,351,8%3,95%30,75%
Mar-171448,87      5.5681257,213,4%1,04%32,11%
Apr-171502,77      5.6851283,632,1%3,72%37,03%
May-171522,08      5.7381295,600,9%1,28%38,79%
Jun-171540,77      5.8301316,371,6%1,23%40,49%
Jul-171585,29      5.8411318,860,2%2,89%44,55%
Aug-171612,62      5.8641324,050,4%1,72%47,05%
Sep-171584,44      5.9001332,180,6%-1,75%44,48%
Oct-171706,58      6.0061356,111,8%7,71%55,61%
Nov-171695,85      5.9521343,92-0,9%-0,63%54,63%
Dec-171829,63      6.3561435,146,8%20,0%7,89%39,15%66,83%
Jan-181869,89      6.6051491,363,9%2,20%70,50%
Feb-181861,44      6.5001467,65-1,6%-0,45%69,73%
Mar-181810,27      6.1881397,21-4,8%-2,75%65,07%
Apr-181736,01      5.9951353,63-3,1%-4,10%58,30%
May-181729,06      5.9831350,92-0,2%-0,40%57,66%
Jun-181603,50      5.7991309,37-3,1%-7,26%46,21%
Jul-181643,38      5.9361340,312,4%2,49%49,85%
Aug-181675,52      6.0181358,931,4%1,96%52,78%
Sep-181686,90      5.9771349,56-0,7%0,68%53,82%
Oct-181624,12      5.8541321,79-2,1%-3,72%48,09%
Nov-181672,38      6.0561367,403,5%2,97%52,49%
Dec-181732,65      6.1941398,672,3%-2,5%3,60%-5,30%57,99%
Jan-191881,89      6.5331475,115,5%8,61%71,60%
Feb-191920,46      6.4431454,86-1,4%2,05%75,12%
Mar-192026,48      6.4691460,600,4%5,52%84,78%
Apr-192056,82      6.4551457,49-0,2%1,50%87,55%
May-191974,82      6.2091401,97-3,8%-3,99%80,07%
Jun-192015,07      6.3591435,822,4%2,04%83,74%
Jul-192055,19      6.3911442,930,5%1,99%87,40%
Aug-192048,08      6.3281428,82-1,0%-0,35%86,75%
Sep-191986,65      6.0551367,18-4,3%-3,00%81,15%
Oct-192036,85      6.2281406,242,9%2,53%85,73%
Nov-192006,72      6.0121357,42-3,5%-1,48%82,98%
Dec-192068,26      6.3001422,384,8%1,7%3,07%19,37%88,59%
Jan-202041,01      5.9401341,21-5,7%-1,32% 
Feb-202041,01      5.9401341,210,0%0,00% 
Mar-201536,38      4.5391024,87-23,6%-24,72% 
Apr-201600,00      4.5501027,360,2%4,14% 
May-201693,08      4.7541073,334,5%5,82% 

Dapat dilihat di table bahwa kinerja saya selama 4 tahun terakhir hampir selalu menang versus IHSG hanya di tahun 2018 saja yang kalah. Sebetulnya saya ada data lebih lama mulai dari 2010, tapi karena website ini baru dibuat di tahun 2017, maka ya sudah mulai dari 2016 saja tracking nya . Dalam jangka pendek memang kinerja portofolio yang saya bangun akan fluktuatif di banding IHSG tapi dalam jangka panjang saya berharap akan selalu menang melawan IHSG . Jadi kalau IHSG naek 10% maka kinerja saya harus diatas IHSG minimal 10.1%. Dengan compound sebesar 88.59% maka kinerja saya bisa sebanding atau bahkan menang dibandingkan kinerja para fund manajer yang dibekali sumber daya yang sangat mumpuni :). itu lah keunggulan dari individual investor :).

jadi kita harus memakai sebuah benchmark untuk mengukur sejauh mana kinerja kita dalam mengelola sebuah portofolio. kalau kinerja kita di bawah para fund manajer pengelola reksadana, maka dari pada pusing-pusing, kita serahkan saja semua uang yang akan kita investasikan kepada para fund manajer tersebut karena buat apa buang-buang waktu dan pusing-pusing. hehehe

Berikut adalah kinerja beberapa reksadana saham yang dapat dipertimbangkan. reksadana dibawah ini dikelola oleh para fund manajer yang memiliki berbagai sumber daya yang unggul baik dalam hal teknologi, SDM, sampai ke hal pendanaan. Tapi dapat dilihat bahwa kinerja para fund manejer ini rata-rata minus semua. sekali lagi dapat dilihat bahwa kita sebagai small investor, investor individu memiliki berbagai macam keunggulan yang tidak dimiliki oleh para investor besar :).

KINERJA REKSADANA SAHAM. Source: http://www.bareksa.com

Uncategorized

Rangkuman Laporan Tahunan Buffett Partnership 1960

  1. DJIA pada tahun 1960 akhirnya mengalami koreksi -9,3% setelah rally yang cukup lama dari tahun 1957-1960 dari 499 di tahun 1957 menjadi 616 di akhir 1960 ( naik sekitar 23% selama 3 tahun ).
  2. Karena di tahun 1960 ini adalah tahun bearish, maka kinerja Buffett Partnership tampak bagus. dengan kinerja 22,8%, maka BP sukses beat the market.
  3. Karena kebijakan buffett berinvestasi pada perusahaan yang bukan blue chip maka kinerja kemitraan nya tidak begitu terdampak dari penurunan market.
  4. Pada laporan tahunan 1960, WB menjelaskan mengenai sanborn. Jauh sebelum Sanborn Map berdiri, cikal bakal perusahaan telah dimulai sejak abad ke-18 saat industri asuransi berkembang pesat di Britania Raya. Seiring dengan kegiatan operasional dari tiap-tiap perusahaan asuransi yang meningkat, maka timbullah permintaan akan jasa pembuatan peta daerah. Hal ini guna membantu para aktuaria di dalam perusahaan asuransi agar dapat menilai risiko secara komprehensif terkhusus untuk asuransi kebakaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja underwriting perusahaan. Nah, perkembangan serupa juga turut terjadi di Amerika Serikat, yang notabene bekas koloni kerajaan Inggris.

    Tepat di tahun 1866 seorang yang bernama Daniel Alfred Sanborn, insinyur sipil yang sebelumnya telah bekerja di perusahaan asuransi dan berpengalaman membuat peta, mendirikan Sanborn Map di New York, yang kala itu masih bernama D. A. Sanborn National Insurance Diagram Bureau. Di mana produk pertama yang dibuatnya adalah peta negara bagian Boston yang bernama Insurance Map of Boston, Volume 1, 1867. Sebagai informasi tambahan, map yang dibuat oleh Sanborn Map berisikan informasi yang sangat detail, meliputi: nama jalan, letak posisi gedung, tingkat okupansi, material gedung, proteksi keamanan, hingga letak keran air, yang terus diperbaharui secara berkala. Alhasil, produk perseroan sangat laku dijual kepada perusahaan asuransi umum, reasuransi, dan beberapa perusahaan utilitas publik, properti, serta pemerintah daerah setempat.

    Pada tahun 1916, setelah Sanborn Map mengakuisisi pesaing utamanya, boleh dikatakan perusahaan telah menjadi pemain terbesar dan hampir memonopoli industri pembuatan peta di Amerika Serikat. Namun sayangnya, periode tahun 1950-an menjadi titik balik kinerja perusahaan. Di mana seiring perkembangan zaman, permintaan peta dari industri asuransi mulai berkurang dikarenakan beberapa hal berikut ini: 1. Adanya konsolidasi pada industri asuransi, sehingga dengan turunnya jumlah perusahaan asuransi di industri, turut menurunkan volume penjualan Sanborn Map. 2. Dengan semakin kuatnya modal perusahaan asuransi, menyebabkan mereka dapat menanggung risiko asuransi yang lebih tinggi, sehingga dapat melakukan efisiensi dengan mengurangi beban-beban yang tidak fundamental termasuk pembelian peta. Dan 3. Seiring perkembangan teknologi, pembangunan gedung atau rumah baru relatif lebih tertata, tahan kebakaran, dan memiliki antisipasi risiko kebakaran yang lebih baik.

    Alhasil karena adanya faktor-faktor di atas, laba bersih Sanborn Map turun dari $500.000 di tahun 1950, menjadi $100.000 di tahun 1958. Beruntung karena belanja modal perusahaan yang rendah, manajemen Sanborn Map dapat menginvestasikan sebagian keuntungan perusahaan tiap tahunnya ke dalam portofolio investasi, yang apabila Buffett telisik, utamanya terbagi ke saham-saham keping biru dan surat hutang negara yang minim risiko. And yeap, di tahun 1958 ini jugalah diketahui Buffett mulai mengumpulkan saham Sanborn Map hingga berani menempatkan 35% aset portofolionya. Dan berikut adalah alasan-alasan Buffett berani menginvestasikan dananya di Sanborn Map:
    * Pada tahun 1938, posisi DJI di sekitar 100-120 vs Sanborn Map $110/lembar. Di mana pada saat yang sama, Sanborn Map memiliki aset investasi sebesar $20/lembar, yang artinya bisnis pembuatan peta-nya secara logis dihargai $90/lembar oleh Mr. Market.
    * Tahun 1958 DJI telah naik ke $550, namun sebaliknya saham Sanborn Map turun ke $45/lembar. Sedangkan seperti disampaikan di atas, perusahaan terus melakukan reinvestasi keuntungannya ke dalam portofolio investasinya, sehingga nilainya telah meningkat menjadi $65/lembar. Dan ini artinya, pasar secara tidak rasional telah menghargai bisnis peta Sanborn Map -$20/lembar.
    * Jika kita gali lebih dalam, betul bahwa bisnis utama perusahaan mulai menurun. Namun, Sanborn Map masih mampu memperoleh pendapatan tahunan $2 juta dari operasionalnya, membukukan keuntungan setiap tahunnya atau bahkan menyisihkan sebagian keuntungan tersebut dalam bentuk dividen. Dan seandainya Buffett pribadi memiliki keinginan untuk membangun bisnis serupa dari nol (replacement cost), maka seminimal-minimalnya membutuhkan biaya $10 juta.

    Dari penjelasan Buffett, kita dapat menyimpulkan bahwa Sanborn Map memiliki margin of safety yang tinggi, didukung dengan harga pembelian sahamnya yang sudah berada di bawah nilai aset likuid bersihnya, yang otomatis jika dibandingkan dengan nilai buku jauh lebih terdiskon lagi. Perusahaannya juga disebutkan ‘had no possible financial worries’, atau seperti Peter Lynch pernah sampaikan bahwa ‘a debt free company can’t go bankrupt’ sehingga risikonya amat rendah. Dan terakhir Buffett benar-benar memahami perusahaan yang dibelinya, terlihat dari beliau juga membaca laporan keuangan perusahaan hingga 20 tahun ke belakang, di tahun 1938.

    Singkat cerita, setelah mengumpulkan sahamnya selama dua tahun, Buffett berhasil menjadi salah satu pemegang saham terbesar dengan kepemilikan 22,9% di Sanborn Map. Dan karena memiliki pengaruh yang signifikan, Buffett menginisiasi untuk memisahkan kedua unit bisnisnya, yaitu pembuatan peta dengan mereorganisasinya, dan segera merealisasikan investasi portofolio perusahaan, di mana dananya akan dikembalikan kepada pemegang saham. Thus, terjadi perang proksi antara kubu yang setuju dengan penawaran Buffett dan yang tidak setuju. Hingga akhirnya diambil jalan tengah, yang mana bagi pemegang saham Sanborn Map yang ingin keluar, sahamnya akan dibeli dengan kompensasi aset investasi portofolio perusahaan, tentunya dalam posisi keuntungan di atas harga pasar Sanborn Map yang undervalue saat itu. Pada momen inilah Buffett langsung merealisasikan keuntungannya, yang diestimasi sebesar 50% untuk penyimpanan selama 2 tahun.

10 November 2022

hari ini saya putuskan menjual seluruh saham itmg saya diharga 40.100. Saham itmg baik yang beli di harga 29rb sebanyak 250lot maupun pembelian di harga 43.400 sebanyak 200 lot karena :

  1. Hari ini adalah cumdate dividen itmg sebesar 4.128 per lembar jadi kemungkinan besar itmg akan ARB besok hari.
  2. Kemungkinan besar LK itmg akan direlease hari ini Dan saya tidal mau berspekulasi mengenai hasil kinerja itmg terutama setelah LK ptba adro mbap untr kkgi smmt semua membukukan kinerja yang menurun terutama bila dibandingkan dengan kinerja Q2 mereka.
  3. Harga batubara yg menurun terus dari 400an Sekarang hanya sisa 320.

Sebetulnya rencana awal saya adalah menjual abmm setengah karena izin tambang itmg semua nya adalah pkp2b sehingga seharusnya tidak ada masalah di tariff royalti sedangkan abmm semua tambang nya adalah iup. Tapi karena hari ini abmm sample ARB. Jadi opsi menjual abmm tidak bisa saya lakukan.

kalau sampe LK itmg bagus maka saya akan antri beli di harga arb 37.550 sebanyak 200 lot Dan sisa nya akan saya beli di harga 36.000 sebanyak 50 lot

Catatan harian 8 November

Saya barusan lihat di insider bahwa selama tahun 2022 ini, pangan sejahtera investama beberapa kali membeli saham AISA namun saham AISA per hari ini 8 november 2022 masih saja terpuruk di 182.

berikut adalah grafik pergerakan saham AISA :

Terlihat bahwa selama tahun 2022, saham AISA cenderung bergerak sideways. Karena selama tahun 2022 ini, AISA masih membukukan kerugian sebesar 52,6 milyar. jadi pelajaran nya :
Tidak peduli apakah manajemen buyback saham atau tidak, namun selama kinerja perusahaan masih rugi, saham nya akan susah naek. buyback saham bisa menjadi indikasi bahwa manajemen melihat saham AISA sudah murah dibandingkan nilai intrinsik.

INVESTMENT DIARY. SENIN, 31 OKTOBER 2022

Hari ini menjadi hari yang paling bergumul selama beberapa bulan terakhir. karena di hari ini beberapa perusahaan melaporkan kinerja periode Juli – September (kuartal 3). Karena portofolio heavy di komoditas terutama batubara, maka tentu laporan keuangan dari perusahaan batubara yang paling ditunggu.

Pada hari ini, perusahaan batubara seperti PTBA, MBAP, UNTR, BYAN sudah menyampaikan laporan kinerja mereka dan hasil nya ketiga perusahaan membukukan penurunan kinerja kuartal 3 bila dibandingkan kuartal 2 dengan hasil -1%, -16%, -9%, +14% . sebuah hasil yang diluar ekspektasi saya karena selama kuartal 3 tahun 2022 ini harga batuabara beberapa kali memecahkan rekor. Berikut adalah pergerakan harga batubara dari awal tahun 2022 sampe november 2022.

Akhirnya saya teringat bahwa untuk perusahaan batubara memakai sistem kontrak, kontraknya pun bervariasi, ada yang 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun. sehingga harga batubara yang terjadi di kuartal 3 baru akan terlihat di kinerja perusahaan batubara minimal kuartal 4 atau bahkan di kuartal 1 dan kuartal 2 tahun 2023.

Dihari yang sama harga saham ABMM tiba-tiba turun hingga menyentuh ARB (-7%) dan tutup diharga 3950 hal ini dikarenakan ada grup saham yang melakukan pembuangan saham ABMM. Pada saat itu saya berpikir kenapa dibuang ? apakah mereka takut akan kinerja ABMM memburuk seperti kinerja perusahaan batubara diatas ? bukankah kinerja ABMM sebagai perusahaan batubara masih akan bagus meskipun beberapa perusahaan diatas membukukan kinerja buruk, tapi masih ada yang bagus kan. Ditambah ABMM ini baru saja mengakuisisi GEMS di harga 3.525 sedangkan per artikel ini ditulis harga saham GEMS berada di 7.375 (hasil investasi saham GEMS sudah memberikan cuan 109%). Sehingga seharusnya nanti ABMM akan mencatatkan keuntungan atas aktivitas investasi. Namun dari tanggal 31 Oktober sampai hari ini tanggal 5 November saham ABMM masih saja melakukan penurunan harga diikuti hampir mayoritas saham perusahaan batubara laen nya seperti PTBA INDY BSSR MBAP ADRO ITMG Dll.

seperti hal – hal seperti ini sangat menganggu emotional saya sebagai investor saham yang masih baru. saya baru mulai investasi saham komoditas dari tahun 2021 kemarin. sebelumnya saya jarang beli saham perusahaan komoditas karena dari yang saya baca – baca, warren buffett juga jarang membeli perusahaan komoditas dan ternyata keputusan saya ini salah. Sebagai negara dengan sumber pemasukan komoditas, maka saya harusnya juga membeli komoditas terlebih LKH kaya karena saham-saham berbasis komoditas !!!.

Jadi selama 1 minggu terakhir sungguh membuat saya galau. disatu sisi saya masih yakin perusahaan batubara masih akan bagus kinerjanya karena beberapa hal berikut :
1. Penyebab Suppply chain batubara terganggu seperti trade war antara China vs Australia ( walau sudah mulai melunak ), perang antara Rusia vs Ukraina, dan beberapa waktu lalu perusahaan2 energy tidak melakukan ekspansi karena isu ESG sehingga ketika demand kembali setelah covid maka supply tidak bisa tiba2 digenjot.
2. Karena penyebab-penyebab diatas, maka harga batubara masih sangat tinggi diatas 300 dolar per ton.
3. Saat ini sudah memasuki musim dingin dimana kebutuhan energy akan meningkat.

Penyebab Galau :
1. Harga batubara yang menurun terus sejak tanggal 29 September 2022 dikarenakan kemungkinan musim dingin tahun ini tidak sedingin tahun tahun sebelumnya.
2. Harga saham perusahaan batubara sudah naik sangat tinggi sejak covid 2020
3. The FED sangat agresif menaikan suku bunga sehingga indeks dolar naik dan hasilnya indeks komoditas menurun.
4. Penurunan kinerja beberapa perusahaan batubara.

Alhasil saya menjual beberapa perusahaan batubara saya yang sudah melaporkan kinerja mereka seperti MBAP, INDY, Dan PTBA. Saat ini saya hanya memiliki dua perusahaan batubara yaitu ABMM dan ITMG. untuk ITMG malah kemarin saya sempat menambah dengan tujuan mengincar dividen nya, dan benar saja ITMG membagi dividen sangat besar 4.128. dan saham nya dari harga 41.925 naek ke harga 43.600 naek 1.675 dalam sehari dan lagi-lagi ini dibawah ekspektasi saya karena naek nya hanya 4% !!!. Tapi sudah saya putuskan bahwa dalam beberapa hari kedepan saya akan menjual minimal setengah dari prosi ITMG karena tujuan awal saya menambah ITMG dari yang sebelum nya 15% porto menjadi 29% hanya untuk mengejar capital gain dari kenaikan akibat eforia dividen dan kedepan nya akan saya kurangi secara perlahan saham – saham dari sektor batubara.

Dr Tan Chong Koay

Sudah lama saya cari mengenai Mr. Tan ini. dan akhirnya melalui harian kontan ketemu juga. beliau menulis sebuah buku dengan judul rising above financial storm.

Saya beruntung bisa mendapat kesempatan makan siang bersama Dr Tan Chong Koay, pendiri Pheim Asset Management. Ada dua Pheim. Pheim Malaysia, yang berdiri pada 1994, dan Pheim Singapore, yang berdiri sejak 1995.

Dr Tan dijuluki the King of the Second Board di Malaysia, lantaran kepiawaiannya berinvestasi di perusahaan berkapitalisasi pasar kecil pada periode 1995/1996. Sebuah artikel di Bloomberg pada tahun 2006 silam menjulukinya sebagai Southeast Asias small-cap King. Pada tahun 2008 dan 2010, dia dianugerahi penghargaan Best of the Best Award, CEO of the year for Malaysia oleh Asia Asset Management.

Pada tahun 2015, Dr Tan Chong Koay menerbitkan buku best seller-nya, yang berjudul Rising Above Financial Storms. Di dalam buku tersebut, ia menjelaskan filosofi investasinya berdasarkan pengenalan selama 40 tahun mengelola dana masyarakat. Ia menyadari bahwa pasar modal di negara Asia relatif bergejolak. Volatilitas di pasar modal negara Asia tinggi. Ia mengatasinya dengan filosofi investasi untuk “tidak berinvestasi penuh pada saham.”

Lewat tulisan ini, saya akan membagi beberapa hal menarik dari investment wisdom yang dimiliki oleh Dr Tan Chong Koay. Pertama, mari coba kita simak beberapa keyakinan fundamentalnya. “I believe the stock market is not efficient. If you believe the equity market is efficient, you will never be a star,” kata Dr Tan.

Kedua, Ia juga sangat yakin bahwa pasar modal di ASEAN bergerak dalam ayunan besar setiap satu hingga tiga tahun. Pada periode 1985-2000, misalnya, pasar modal Malaysia mengalami setidaknya delapan kondisi bearish, yakni kondisi di mana harga saham turun cukup nyata.

Maka dari itu, market timing (saat beli atau jual saham) sangat menentukan kinerja sebuah reksadana. Bagaimana caranya? “I approach cycle peak and bottom with contrarian thinking,” jelas Dr Tan.

Ketiga, menurut pendapat Dr Tan, “Investors must make every effort to track the changes in the major trends if they wish to outperform“. Contration adalah konsep berpikir melawan keyakinan mayoritas investor. Jika kebanyakan investor menjual, maka kita sebaiknya membeli. Demikian pula sebaliknya.

Buat Dr Tan, saham mid-cap atau small-cap belum tentu berisiko tinggi. Banyak di antara saham-saham golongan kecil dan menengah tersebut yang sebenarnya merupakan kuda hitam dan berpotensi mendatangkan cuan besar. Investor hanya perlu menganalisisnya dengan cerdas dan cermat, terutama dari sisi aspek inovasi, komersialisasi, dan penetrasi pasarnya.

Mengenai timing membeli dan menjual, ia menyarankan agar investor jangan membeli ketika harga saham sudah berada pada kondisi di mana harga sudah terlalu tinggi. “One who buys too high can only sell lower,” tegas Dr Tan.

Mengenai saat menjual saham, Dr Tan menyarankan investor untuk menjual sedikit lebih awal. Kemampuan membaca tren besar sangatlah penting. “Because when the market comes down, it can come down very sharply,” tegas dia.

Value is in the eye of the beholder,” kata dia berulang kali kepada saya. Yang ia maksud adalah nilai sebuah saham tergantung kepada “mata” investor. Seperti nilai sebuah lukisan abstrak Pablo Picasso. Ada yang berani membayar mahal sekali untuk lukisan tersebut, ada pula yang hanya bersedia bayar murah.

Karena itu, ketika aspek psikologi massa sedang bekerja di pasar saham, investor harus bisa merasakan kapan saham sudah terlalu mahal. Jika investor memiliki keyakinan kuat bahwa pasar saham sudah terlalu mahal, maka ia harus keluar dan menjual kepemilikan sahamnya.

Dr Tan tidak menyarankan seorang investor untuk menghabiskan semua dana yang ia miliki untuk membeli saham, terutama saat kondisi ekonomi sedang bagus dan harga saham naik tinggi. “If you are fully invested at all times, particularly if you go in when the economy is doing well and the market is high, it is difficult to make good money out of Asia,” papar dia.

Menurut Dr Tan, jika ingin mengendalikan volatilitas harga saham, investor tidak boleh menaruh semua uangnya di saham (fully invested). Mengapa? Jika fully invested, maka investor tetap berada pada titik harga tinggi. Jika terjadi penurunan, ia akan menderita. Memegang uang tunai untuk mengambil kesempatan dari volatilitas harga saham adalah strategi kunci berinvestasi di pasar modal Asia.

Dr Tan memberi contoh. Ketika indeks harga saham mendekati titik tertinggi pada tahun 2007 silam, salah salah satu reksadana yang ia kelola, yakni Pheim ASEAN Fund, memiliki 53% uang tunai. Ketika harga saham akhirnya turun banyak, Dr Tan baru mulai masuk dan menambah porsi investasinya di saham. Lantas, ketika kemudian di akhir tahun 2008 krisis finansial mulai menghantam Asia, uang tunai di Pheim ASEAN funds jumlahnya tinggal kurang dari 10%.

Saat itu, Dr Tan memiliki keyakinan bahwa pasar saham sedang mengalami rebound hingga akhir tahun 2009, sehingga ia mempertahankan posisi fully invested dan meraup keuntungan besar. “If you are investing in a high-volatility environment, you definitely do not want to be fully invested at all times,” tegas Dr Tan.

Selain market timing, Dr Tan juga menerapkan strategi value investing. “An investor who has the skills and wisdom to take advantage of the markets peaks and troughs,” demikian Dr Tan mendefinisikan seorang value investor yang sukses.

Ketika momok krisis utang negara Eropa menakuti dunia pada tahun 2011, Dr Tan juga tidak terlalu pusing. Ia memiliki pendapat sederhana soal kejadian ini. “I say, never mind Europe, I only care about a few outstanding companies at discounted prices,” cetus dia.

Sumber : https://kolom.kontan.co.id/news/927/makan-siang-dengan-tan-chong-koay

Perusahaan Terbaik Di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2002-2020

Seperti tahun – tahun sebelumnya, saya merangkum kinerja-kinerja perusahaan. Dari sekian banyak perusahaan di bursa efek Indonesia, maka setidaknya terdapat 7 perusahaan dengan kinerja yang luar biasa dan tahun 2020 kedatangan 3 pendatang baru yang di tahun 2019 mereka belum muncul. yaitu TGKA, SIDO, dan ICBP. berikut link tahun 2019 : https://lowardi.wordpress.com/2020/06/12/perusahaan-terbaik-di-bursa-efek-indonesia-bei-2002-2019/. daftar ini hanyalah screening yang masih mentah. perlu di telaah lebih lanjut. Namun dengan melihat daftar ini, dapat memberi masukan mana perusahaan yang mampu melewati berbagai “badai” yang terjadi.
Syarat masuk sebagai perusahaan terbaik ini hanya 1, laba nya bertumbuh setidaknya selama 10 tahun terakhir. Namun karena tahun 2020 terjadi kejadian black swan yaitu pandemi covid-19, maka saya rasa penurunan yang dialami oleh 4 perusahaan teratas dapat di maklumi, sehingga saya tetap memasukan sebagai perusahaan terbaik di BEI.

Gudang Garam Tbk (GGRM)

Mulai mengumpulkan dari harga 36.250 dengan alokasi 15% dari total portofolio

Alasan beli:

  1. Valuasi yang MENARIK. Sudah di bawah standar deviation -2 selama 10 tahun terakhir. Mean PBV 10 tahun di 3,3x. sedangkan di harga 36.250 Pbv hanya 1,2x. Sudah terdiskon 63,6% dari valuasi rata-rata 10 tahun.
  2. Penyebab harga mulai turun dari 2019 adalah di karenakan kekhawatiran akan kinerja yang makin menurun dikarenakan kenaikan cukai rokok di tahun 2020 yang mencapai 23% karena tahun 2019 cukai rokok tidak naik. sehingga kalau di rata-ratakan cukai rokok naik sebanyak 11.5% per tahun. faktanya adalah cukai rokok hampir naik setiap tahun mulai dari tahun 2009 sampai 2019 dengan range bervariasi antara 7-14%. Namun faktanya, penjualan baik Gudang garam maupun sampoerna selalu naik setiap tahunnya. Bahkan laba mereka berdua selama 11 tahun terakhir hanya turun masing-masing 1 tahun dan 2 tahun untuk sampoerna selebihnya naikkk terus. Dengan demikian kalau melihat perkembangan cukai rokok dibandingkan dengan revenue dan kemampulabaan perusahaan rokok, maka dapat dikatakan bahwa kenaikan cukai rokok selalu dapat dibebankan kepada para customer rokok. Hal ini dapat terlihat dari data-data dibawah ini.
  3. CAGR Revenue dari tahun 2008-2019 = 12,54%
  4. CAGR laba dari tahun 2008-2019 = 17,69%
  5. Penyebab harga GGRM turun di 2020 adalah karena ada berita GGRM mulai berinvestasi di sektor infrastruktur dengan membangun bandara dan jalan tol melalui 2 anak usaha yaitu PT. Surya Dhoho investama ( untuk membangun bandara di kediri ) pada bulan juni 2020 dan PT. Surya Kerta Agung ( untuk membangun jalan tol Kediri – tulungagung ) pada bulan november 2020, dengan setoran modal masing-masing 8 triliun untuk SDI dan 1,2 triliun untuk SKA dan menurut manajemen dana tersebut akan distorkan secara bertahap. ( Setoran yang sudah dilakukan belum terlihat di dalam laporan keuangan GGRM per september 2020 ). GGRM juga tidak membagikan deviden tahun buku 2019. Kalau dilihat dari laporan keuangan Q3 2020, maka sebenarnya perusahaan melunasi hutang bank yang cukup besar nilainya sebanyak, 16 Triliun. Karena pelunasan tersebut maka, perusahaan hanya memiliki hutang bank sebesar 1 Triliun saja dari tahun 2019 sebesar 17 Triliun. sedangkan market sudah berpikir perusahaan tidak membagi deviden dikarenakan pembangunan bandara dan sentimen ini menjadi sentimen negatif bagi pergerakan harga saham GGRM di market.
  6. GGRM merupakan sebuah perusahaan CEC.
  7. Prospek usaha yang CUKUP baik di dorong oleh bonus demografi yang sedang dialami Indonesia. Walau memang tidak dapat dipungkiri volume rokok yang selama beberapa tahun terakhir terlihat stagnan. Kebiasaan manusia merokok itu ternyata sudah dimulai sejak 4000 tahun sebelum masehi. dari jaman nya colombus !!
Infografik Cukai Rokok
Tren kenaikan cukai rokok dari tahun 2004 – 2018. untuk 2019 tidak ada kenaikan namun, untuk tahun 2020 naik sebesar 23% dan 2021 ebesar 12.5%
Terlihat bahwa kedua perusahaan rokok, HMSP dan GGRM memiliki brand yang bernilai di Indonesia.
Dapat terlihat bahwa di harga 36.225 GGRM mendekati nilai riil nya meski sudah dilakukan diskon beberapa tangible aset nya. Dengan Market cap 70Triliun maka EV nya adalah 65,5 triliun. CFO tahun 2019 adalah sebesar 11,1 Triliun maka EV/CFO = 5,9x

Apa itu owner earnings ? dalam laporan tahunan Berkshire hathaway tahun 1986, buffett menjelaskan bahwa cara menghitung nilai dari sebuah perusahaan adalah dengan menghitung atau memprediksi berapa total arus kas yang akan dihasilkan perusahaan kedepannya selanjutnya dikurangkan dengan modal kerja yang di butuhkan / capex di tambahkan dengan item biaya penyusutan. tapi mungkin untuk simpel nya cukup mengurangkan cfo dengan capex.
Terlihat bahwa hampir setiap tahun owner earning GGRM selalu positif dengan kecendrungan meningkat. karena cenderung stabil, maka kita dapat menghitung CAGR owner earning nya. ternyata CAGR owner sebesar 16% dari tahun 2008 – 2019. owner earning yang pada tahun 2008 sebesar 1.2 triliun, pada 2020 sudah meningkat sebesar 6.2 triliun. dengan demikian dapat dihitung berapa nilai owner earning pada 11 atau 23 tahun mendatang dan kalau di jumlah owner earning tersebut, ternyata menghasilkan nilai yang fantastis. Ini menjadi alasan terakhir saya mulai akumulasi GGRM.

Update terbaru berdasarkan laporan tahunan 2020.
1. GGRM menjual 89.700.000.000. hitungan simpel saja. kalau perusahaan mampu meningkatkan laba atau harga jual sebesar 20 rupiah saja per batang. maka laba yang didapat sebesar = 89,7 milyar batang x 20 = sekitar 1,8 triliun rupiah. sedangkan harga penjualan 1 bungkus rokok isi 16 batang akan meningkat sebesar 320 rupiah per bungkus, angka 320 tidak akan menjadikan seorang perokok pusing.

http://tcsc-indonesia.org/wp-content/uploads/2012/08/Fact_Sheet_Industri_Rokok_di_Indonesia.pdf
http://ictoh-tcscindonesia.com/wp-content/uploads/2017/05/BKF_Kebijakan-Kenaikan-Cukai-dan-Harga-Rokok-sebagai-Instrumen-Pengendali-Prevalensi-Perokok-di-Indonesia.pdf
http://balittas.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/sby60.pdf

https://internasional.kompas.com/read/2018/05/31/13362751/sejarah-rokok-dari-fungsi-medis-hingga-jadi-candu-dunia?page=all